Sabtu, 03 Desember 2011

ASMAT OW KAENAK ANAKAT.. legenda dongeng suci DEWA FUMERIPITS..


karya tari ini menceritakan legenda dongeng suci DEWA FUMERIPITS..
dipentaskan di Gedung Kesenian Miss Tji tjih, Cempaka putih, Jakarta pusat..
digarap oleh Risti Padmana Bawati dalam tugas mata kuliah koreografi 2..
Risti Padmana Bawati merupakan mahasiswa jurusan pendidikan seni tari, Universitas Negri Jakarta..

  • dari bahan-bahan yang dikumpulkan Pastor Zegwaard..
orang-orang ASMAT memiliki kepercayaan bahwa mereka berasal dari Fumeripits, Sang Pencipta.
konon Fumeripits terdampar dipantai dalam keadaan sekarat dan tidak sadarkan diri.
namun nyawanya diselamatkan oleh sekelompok burung sehingga kemudian ia pulih dan hidup sendirian didaerah baru tersebut.

karena kesepian ia membangun rumah panjang yang di isi dengan patung-patung dari kayu hasil ukirannya sendiri.
merasa masih kesepian, ia kemudian membuat sebuah tifa yang dibuat dengan kayu yang dilubangi tengahnya dan ditutup oleh kulit biawak.


tifa itu ditabuhnya setiap hari. tiba-tiba bergeraklah patung-patung kayu tadi mengikuti irama tifa. dan sungguh ajaib, patung-patung kayupun berubah wujud menjadi manusia hidup.
mereka menari-nari mengikuti irama tabuhan tifa dengan kedua kaki agak terbuka dan kedua lutut bergerak-gerak ke kiri dan ke kanan.

semenjak itu Fumeripits terus mengembara dan di setiap daeah yang di singgahinya, ia membangun rumah panjang dan menciptakan manusia-manusia baru yang kemudian menjadi orang-orang Asmat sekarang.


keturunan Fumeripits yang menamakan dirinya Asmat ini mewarisi bakat memahat dan mengukir dari penciptanya..
hasil ukiran suka Asmat terkenal hingga kepelosok dunia.
orang Asmat menyebut dirinya Asmat-Ow, yang berarti manusia sejati atau juga As- Asmat yang berarti manusia pohon.
pohon itu di identikkan dengan manusia: manusia adalah pohon dan pohon adalah manusia.
kaki manusia merupakan akar-akar pohon, batang pohon adalah tubuh manusia, dahan-dahannya dalah lengan-lengannya dan buahnya adalah kepala manusia.

orang-orang Asmat hanya mengenal tiga warna dalam kehidupannya, yaitu warna merah, putih dan hitam.
warna merah didapatkan dari campuran tanah merah dengan air.
warna putih mereka dapat dari membakar semacam kerang yang kemudian ditumbuk dan dicampur dengan air.
sedangkan warna hitam terbuat dari arang atau kayu yang dibakar.
ketiga warna ini selain terlihat pada hasil-hasil ukiran, juga terlihat pada saat mereka merias diri.
seperti kebayakan orang, mereka berias untuk mempercantik diri.
sesuai dngan kepercayaan mereka, mereka berias diri menjadi "burung"..
untuk hiasan kepala mereka menggunakan bulu burung kasuari atau kus-kus.
sekeliling matanya diwarnai merah bagaikan mata burung kakak tua hitam bila sedang marah atau takut.
hiasan dahi terbuat dari kulit kus-kus, lambang pengayau kepala yang perkasa.
titik-titik putih pada tubuhnya diidentikkan dengan bulu burung.
hiasan hidung terbuat dari semacam keong laut, atau kadang-kadang terbuat dari tulang babi.
anting-anting wanita terbuat dari bulu kus-kus.
gigi-gigi anjing diuntai untuk dijadikan kalung penghias leher.
untuk mendapatkan gigi-gigi itu, anjing tidak dibunuh melainkan ditunggu hingga mati.
gigi-gigi anjing memang bernilai tinggi bagi mereka, dan sering dijadikan sebagai emas kawin atau poperem bagi keluarga wanita.



2 komentar: