Sabtu, 27 Oktober 2012

Seni Pertunjukan Reyog Ponorogo dalam "Gelar Budaya Nusantara 2012" di Taman Mini Indonesia Indah

dhadhak merak

Reyog Ponorogo merupakan bentuk karya seni yang secara estetis dinikmati manusia. Menurut Smith (1985:6) bentuk adalah pernyataan berbagai macam elemen yang didapatkan secara kolektif melalui vitalitas estetis. Dengan demikian didalam seni terdapat elemen-elemen yang mempunyai nilai estetis yang dapat dinikmati manusia. Tari tradisi merupakan salah satu bentuk dari Foklor yang berfungsi di masyarakat.

Berikut diuraikan elemen pokok dan elemen pendukung seni pertunjukan Reyog Ponorogo;
Elemen pokok tari adalah gerak. Gerak tubuh penari berfungsi sebagai media ekspresi seniman untuk mengungkapkan kehendaknya.
Pementasan Reyog Ponorogo dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
  •  Tari lepas
  • Tari iring-iring panaragan
  • Tari utuh/merak tarung
Dalam tari utuh/merak tarung adalah penampilan reyog secara utuh, yang berisi peperangan antar tokoh.
Seluruhnya terdiri dari 4 tarian, yaitu:
  1. Tarung antara dua dhadhak merak
  2. Tarung antara 2 dhadhak merak dan 2 jathilan
  3. Tarung antara 2 dhadak merak dengan Pujangganong
  4. Tarung antara 2 dhadak merak dengan Klana Sewandana
Adapun iring-iring Panaragan merupakan tarian pada adegan terakhir yang ditarikan oleh semua penari dengan karakter masing-masing. iring-iring membentuk barisan atau pawai penutup seluruh adegan.

Sayang sekali rasanya, dalam “Gelar Budaya Nusantara di Taman Mini Indonesia Indah, 2012 penonton hanya dapat menikmati satu babak atau tarian dari seluruh rangkaian seni pertunjukan Reyog Ponorogo. Yaitu “Tarung antara dua dhadhak merak”. Itupun gerakan yang dilakukan para pelaku tidak terlalu jelas, beberapa penari yang menggunakan dhadhak merak lebih sering menari solo secara bergantian dan di akhiri oleh arak-arakan keliling komplek monumen tugu api Pancasila.

Saya termasuk penonton yang kecewa, saya berharap dapat melihat keseluruhan rangkaian seni pertunjukan seni reyog ponorogo. Karena jelas sekali didalam poster logonya disebutkan tema dari Gelar Budaya Nusantara -  “Ritus-Ritus Budaya Pangan Nusantara”. Nah jika penikmat seni hanya menonton setengah-setengah, apakah visi dan misi dari tema itu akan sampai pada khalayak umum? Lalu apa hubungannya seni pertunjukan Reyog Ponorogo dengan ritus-ritus budaya pangan nusantara?

kurang lebih ini adalah pertunjukan reyog ponorogo secara utuh (gambar diambil dari lapansari.wordpress.com)

Memang saya agak kecewa, karena menurut saya ini adalah moment yang sangat bagus, banyak para penikmat seni yang datang. Tidak hanya dari para teman seniman, pers media, tetapi juga masyarakat yang awam dengan kebudayaan Indonesia.

Tapi saya tetap bangga bisa menonton secara langsung acara ini dari dekat, karena masih ada 6 kesenian lainnya yang sangat unik. Contohnya “Ritual Upacara Adat Seren Tahun dari Kasepuhan Banten Kidul” dan juga ada dari profinsi Kalimantan Timur, NTT, dll yang akan saya ulas di posting lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar